Beranda

RESEARCH
02 Juli 2018

Fixed Income Notes 02 Juli 2018

  • Penguatan nilai tukar serta pergerakan imbal hasil surat utang regional yang mengalami penurunan mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum’at, 29 Juni 2018. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 15 bps  dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 7 bps dimana penurunan imbal hasil Surat Utang Negara yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara seri acuan. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4tahun) bergerak bervariasi dimana untuk tenor 1 - 2 tahun mengalami penurunan imbal hasil yang berkisar antara 3 - 10 bps sementara itu pada tenor 3 - 4 tahun mengalami penurunan berkisar antara 2 - 15 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 30 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 15 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 40 bps dan imbal hasil Surat Utang  Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan hingga sebesar 15 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 90 bps. 
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin seiring dengan tren penurunan imbal hasil surat utang regional sebagai respon atas melemahnya mata uang dollar Amerika terhadap dollar Amerika. Adapun Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang berakhir pada hari Jum’at waktu setempat memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan sebesar 50 bps pada level 5,25%, angka ini lebih tinggi daripada yang telah diperkirakan oleh pelaku pasar sebelumnya yang sebesar 5,0%. 
  • Penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin juga didukung oleh faktor penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah pelemahan mata uang regional yang mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. 
  • Adapun dari hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang berakhir pada hari Jum’at kemarin memutuskan untuk menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) pada level 5,25%, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 4,50% dan Lending Facility tetap sebesar 6,00%.  Keputusan kenaikan suku bunga tersebut merupakan langkah lanjutan Bank Indonesia untuk secara pre-emptive, front-loading, dan ahead of the curve menjaga daya saing pasar keuangan domestik terhadap perubahan kebijakan moneter sejumlah negara dan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. Kebijakan tersebut tetap ditopangdengan kebijakan intervensi ganda di pasar valas dan di pasar Surat Berharga Negara serta strategi operasi moneter untuk menjaga kecukupan likuiditas khususnya di pasar uang Rupiah dan pasar swap antarbank. Hasil dari Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia tersebut tidak banyak berpengaruh terhadap pasar surat utang, mengingat pelaku pasar telah memperkirakan bahwa Bank Indonesia masih akan mempertahankan suku bunga acuan serta hasil dari pertemuan yang di sampaikan jelang berakhirnya sesi perdagangan. 
  • Secara keseluruhan, penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin telah mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan turun pada posisi 7,507% (-7,5 bps) untuk tenor 5 tahun, di posisi 7,756% (-9,5 bps) untuk tenor 10 tahun, di posisi 8,185% (-5 bps) untuk tenor 15 tahun dan di posisi 8,124% (-15 bps) untuk tenor 20 tahun. 
  • Kenaikan imbal hasil juga terjadi pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika seiring dengan kenaikan imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup naik sebesar 2,5 bps di level 4,153% setelah mengalami koreksi harga sebesar 10 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-28 dan INDO-48 mengalami kenaikan yang lebih besar yaitu masing - masing sebesar 4 bps di level 4,461% dan 5,018% didorong oleh adanya koreksi harga sebesar 30 bps dan 60 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporan pada perdagangan kemarin menunjukkan adanya penurunan dibandingan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp11,60 triliun dari 32 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untuk seri acuan, volume perdagangan yang dilaporkan mencapai Rp2,51 triliun. Obligasi Negara seri FR0070 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,18 triliun dari 34 kali transaksi di harga rata - rata 102,13% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0075 senilai Rp1,09 triliun dari 197 kali transaksi di harga rata - rata 94,87%. 
  • Adapun dari perdagangan obligsi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp861 miliar dari 41 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Indosar VIII Tahun 2012 Seri A (ISAT08A) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp118 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 101,5% dan diikuti oleh  Obligasi Berkelanjutan II Bank OCBC NISP Tahap III Tahun 2017 Seri A (NISP02ACN3) senilai Rp111 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 99,85%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 64,00 pts (0,44%) pada level 14330,00 per dollar Amerika. Bergerak dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14325,00 hingga 14415,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika seiring dengan pelemahan nilai tukar dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) masih memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Rupee India (INR) dan Rupiah Indonesia (IDR). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara berpeluang untuk mengalami penguatan namun dibatasi oleh kembali naiknya imbal hasil dari US Treasury.  Imbal hasil dari US Treasury pada perdagangan hari Jum’at kembali ditutup dengan mengalami kenaikan setelah sempat mengalami penurunan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik pada level 2,86% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang ditutup naik pada level 2,99%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (bund) dan Inggris (gilt) dengan tenor 10 tahun juga ditutup naik masing - masing pada level 0,305% dan 1,276%. Adanya kenaikan imbal hasil surat utang tersebut kami perkirakan juga akan mendorong terjadinya koreksi harga terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini, terlebih setelah mengalami kenaikan harga yang cukup besar pada perdagangan kemarin. 
  • Dari faktor domestik, pelaku pasar akan mencermati data inflasi yang akan disampaikan oleh Badan Pusat Statistik  pada hari ini. Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak dalam tren penurunan, hanya saja penurunan harga akan dibatasi oleh kondisi harga Surat Utang Negara yang telah berada pada area jenuh jual (oversold). Hal tersebut kami perkirakan akan mendorong pelaku pasar untuk melakukan aksi beli sehingga akan mendorong terjadinya kenaikan harga di pasar sekunder. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut, kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergarakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga. Beberapa seri yang masih cukup menarik adalah seri FR0070, FR0040, ORI013, FR0071, FR0073, FR0058,FR0074, FR0065, FR0068, FR0075. 
  • Pada sepekan kedepan terdapat dua belas surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp7,659 triliun. 
  • Peringkat PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk ditetapkan di “idAA-”

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group